Literatur Review Pada Objek Desain dengan Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure
Nama : Muhammad Rasyid Firdaus (202146500802)
Mengkaji Literatur Review pada 20 Modul/Jurnal
![]() |
Source : ANTARA foto |
![]() |
Source : Pikiran Rakyat Bogor |
Source : Spotify |
![]() |
Source : Youtube |
Modul 4
Judul : ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL DALAM IKLAN ROKOK SAMPOERNA A MILD “GO AHEAD"
Objek : Iklan Rokok : Sampurna Mild “Go Ahead”
Metode/Pendekatan : Deskriptif Kualitatif
Analisis : analisis semiotika model Ferdinan de Saussure Petanda Penanda yang digunakan untuk menemukan makna tanda termasuk hal-hal
yang tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Data ini bersumber
dari ketiga versi iklan Sampoerna A Mild “Go Ahead” yaitu, Iklan
Sampoerna A Mild “Go Ahead‟ Versi 2015, Iklan Sampoerna A Mild
“Go Ahead‟ Versi Danau, dan Iklan Sampoerna A Mild “Go
Ahead‟ Versi Dorong Bangunan „shift‟ dengan cara mengunduh melalui website
Youtube.com yang berisi rekaman iklan-iklan tersebut. Data sekunder
diperoleh dari buku, jurnal, artikel, dan lain-lain serta internet. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan studi Pustaka
Kesimpulan : Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pesan
moral yang terkandung dalam iklan Sampoerna A Mild “Go Ahead”
yaitu: bekerja keras, rendah hati, menolong orang lain, dan peduli sesama,
namun A Mild yang menggangkat pesan moral dalam iklannya merupakan
sesuatu yang tidak ada hubungan khusus dari produk dengan pesan yang
disampaikan dalam iklan. A Mild membuat khalayak adalah sebagai korban
dari konsumsi makna atau realitas produk yang telah diciptakan pengiklan
sebagai alat untuk mengelabuhi khalayak dari tayangan iklan tersebut dengan
menyisipkan pesan moral dalam iklannya yang seakan iklan rokok merupakan iklan
dengan nilai moralitas yang tinggi. Akan tetapi, jauh dari itu iklan memiliki
tujuan komersial yang semata-mata hanya untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya dengan menciptakan realitas pada masyarakat bahwa dengan
merokok penonton dapat menjadi seperti dalam tokoh iklan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
![]() |
Source : deCODE Magazine |
Modul 5
Judul : Analisis
Semiotika Ferdinand de Saussure sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan dalam
Film "The Call"
Objek : Film The Call
Metode/Pendekatan : Kualitatif
Analisis : Penerapan teori untuk analisis film “The Call” akan dilihat dari adegan, dialog dan setting. Menurut Saussure, spek lain dari penanda, yaitu mitos, yang artinya menandai suatu masyarakat dimana mitos tersebut terletak pada tingkat kedua dari penandaan. Setelah terbentuk system tanda (sign) – penanda (signifier) – petanda (signified), tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.
Kesimpulan :
a.
Penanda
Penanda dalam semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De
Saussure dilihat sebagai bentuk atau wujud fisik dapat dikenal melalui wujud
karya arsitektur. Makna petanda yang dapat diambil dari tujuh scene yang telah dianalisis
melalui adegan, dialog, dan latar adalah gambaran tentang seorang operator
darurat yang dituntut untuk bisa menyelamatkan masyarakatnya yang membutuhkan
pertolongan dengan segala macam solusi..
b. Petanda
Petanda dalam semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De
Saussure dilihat sebagai makna yang terungkap melalui fungsi dan nilai-nilai
yang terkandung di dalam karya arsitektur. Tokoh seorang pelayan operator
darurat yang memperlihatkan keperdulian, rasa cinta, tolong menolong kepada
orang yang tidak ada hubungan keluarga, bukan seorang teman akan tetapi bisa
berjanji dan menepatinya untuk menyelamatkan. Inilah yang termasuk nilai kemanusiaan
yang terkandung dikaitkan dengan dialog, adegan, dan latar dalam film ini.
c. Nilai Kemanusiaan
Berdasarkan analisis semiotika Saussure, terdapat
representasi nilai kemanusiaan yang diproyeksikan melalui adegan, dialog, dan
latar. Adapun nilai kemanusiaan yang tampak pada film The Call ini adalah :
1) Kepedulian terhadap sesama manusia
2) Rela berkorban demi keselamatan masyarakat
3) Tolong-menolong bekerja sama di tengah kesulitan
4) Menempatkan kepentingan masyarakyat di atas kepentingan
pribadi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul 6
Judul : ANALISIS POSTER VIDEO KLIP LATHI : KAJIAN
SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE
Objek : Poster Video Klip “Lathi”
Metode/Pendekatan : Deskriptif Kualitatif
Analisis : Menggunakan analisis teori Ferdinand de
Saussure, signifier dan signified yang menurut Saussure merupakan komponen pembentuk
tanda dan tidak bisa dipisahkan peranannya satu samalain. Signifier, merupakan
hal-hal yang tertangkap oleh pikiran kita seperti citra bunyi, gambaran visual,
dan lain sebagainya. Sedangkan signified, merupakan makna atau kesan yang ada
dalam pikiran kita terhadap apa yang tertangkap.
Kesimpulan : Analisis dari karya poster Lathi ini menggunakan analisis teori Ferdinand de Saussure, dan akhirnya dapat disimpulkan bahwa pesan atau makna yang akan disampaikan dalam bentuk gagasan dalam poster ini mengenai toxic relationship yang terjadi dalam hubungan cinta, dimana pihak tertentu merasa tersakiti. Seharusnya perasaan cinta membawa suatu kebahagiaan, tetapi yang ada justru rasa tersiksa. Yang akhirnya merubah seseorang dari pribadi yang lugu menjadi pribadi yang tidak punya perasaan. Kata cinta yang dibisikan sehingga merubah seorang wanita lugu menjadi seperti iblis yang penuh dendam, di sini yang saya lihat pesan yang dalam itu tersirat, bahwa seorang wanita itu dapat dibelenggu hatinya hanya dengan kata-kata, walaupun kata-kata yang disampaikan tidak mencerminkan harapan dari hati wanita tersebut, sakit hati mampu merubah karakter lugu yang terbelenggu menjadi seseorang yang kuat utuk membalas sakit hati yang telah diterima. Satu hal yang ditonjolkan melalui headline Lathi yang berarti lidah, mengambil dari pepatah Jawa, tidak ada manusia yang bisa lari dari kesalahan, karena kesalahan itu butuh pertanggungjawaban untuk di perbaiki, harga diri seseorang itu terletak di lidahnya (perkataannya).
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
![]() |
Source : Youtube |
Modul 7
Judul : ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN BUKALAPAK VERSI SUMPAH
PEMUDA 28 OKTOBER
Objek : Iklan Bukalapak versi Sumpah Pemuda
Metode/Pendekatan : Deskriptif Kualitatif
Analisis : signifier dan signified yang menurut Saussure
merupakan komponen pembentuk tanda dan tidak bisa dipisahkan peranannya satu
samalain. Signifier, merupakan hal-hal yang tertangkap oleh pikiran kita
seperti citra bunyi, gambaran visual, dan lain sebagainya. Sedangkan signified,
merupakan makna atau kesan yang ada dalam pikiran kita terhadap apa yang tertangkap.
Kesimpulan : kesimpulan mengenai penanda (Signifier) dan
petanda (Signified) serta makna dari iklan tersebut. Penyampaian pesan iklan
yang dilakukan oleh Bukalapak ini bukan hanya sekedar mengucapkan selamat hari
Sumpah Pemuda seperti biasa tiap tahunnya tetapi iklan dibuat sekaligus untuk
menguji pengetahuan masyarakat apakah masih ingat kapan Sumpah Pemuda itu
dilahirkan. Bisa dilihat pada scene awal telihat tulisan bahwa “eksperimen ini
kami dedikasikan untuk para pemuda Indonesia” jadi menunjukkan bahwa bukalapak
membuat iklan ini untuk menghargai para pemuda Indonesia yang sudah berjasa
besar dalam mempersatukan Indonesia.
Modul 8
Judul : PENANDA DAN PETANDA PADA CERPEN ANAK “KE HUTAN”
KARYA YOSEP RUSTANDI PENDEKATAN SEMIOTIK: FERDINAND DE SAUSSURE
Objek : Cerpen Anak “Ke Hutan”
Metode/Pendekatan : Deskriptif Kualitatif
Analisis : Semiotik Ferdinand De Saussure akan menghasilkan penanda
(signifier) dan petanda (signified) dalam pengkajian cerpen anak.
Kesimpulan
: Dalam sebuah karya sastra, jika dikaji
menggunakan pendekatan semiotik Ferdinand De Saussure akan menghasilkan penanda
(signifier) dan petanda (signified), sekalipun mengkaji cerpen anak. Karena
setiap tulisan mempunyai makna tersendiri, adapun makna yang tersirat maupun
makna tersurat. Pada cerpen anak “Ke Hutan” karya Yosep Rustandi, terdapat
beberapa makna, baik makan tersirat atau makna tersurat. Makna tersebut
ditelaah hingga menemukan makna yang lebih kompleks. Penanda dan petanda memiliki
jangkauan yang luas dalam pengertiannya. Apapun yang ada di dalam karya sastra
memiliki tanda yang dapat diamati kemudian tanda tersebut menghasilkan makna
baru
![]() |
Source : Gramedia |
Modul
9
Judul
: ANALISIS SOSOK LAISA DENGAN KAJIAN SEMIOTIK FERDINAND DE SAUSSURE PADA NOVEL
DIA ADALAH KAKAKKU KARYA TERE LIYE
Objek
: Novel Dia Adalah KakakKu
Metode/Pendekatan
: metode semiotika Ferdinand De Saussur. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kata frasa.
Analisis
: menggunakan penanda dan petanda sebagai acuannya. Pendekatan ini disesuaikan
dengan pengkajian penelitian di dalam rumusan masalah dan fokus masalah yang
telah dibuat oleh peneliti yaitu mendeskripsikan bentuk makna semiotik pada
novel karya Tere Liye yang berjudul Dia Adalah Kakakku.
Kesimpulan
: Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan terhadap Sosok Laisa pada Novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere, peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya fokus penelitian dan rumusan
masalah yang telah ditentukan. Peneliti menemukan penanda dan petanda dalam
novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye. Peneliti menemukan 33 tanda yang
menjadi bentuk tanda sosok Laisa.
![]() |
Source : IMDb |
Modul 10
Judul : Analisis Semiotik Film Ku Kira Kau Rumah (Semiotika
Model Ferdinand De Saussure)
Objek : Film Ku Kira Kau Rumah
Metode/Pendekatan : Metode Kualitatif
Analisis : analisis semiotika milik Ferdinand De Saussure yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Film “Kukira Kau Rumah” disutradarai oleh Umay Shahab. Film ini dinilai mempunyai makna pesan yang terkandung di dalamnya, pesan yang terkandung di dalam film ini ialah pesan moral. Film drama ini mengisahkan tentang seorang remaja wanita yang mengidap penyakit bipolar dan dibatasi bersosialisasi oleh orang tuanya, namun remaja wanita tersebut tidak menyerah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Hasil temuan melalui dokumentasi dan observasi film ini yang dibagi dalam scene-scene atau adegan-adegan ditemukan beberapa pesan moral tentang kehidupan.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis data melalui film “Kukira Kau Rumah”, terdapat pesan yang mengandung makna penting dalam film tersebut. Setelah dilakukan analisis pada beberapa scene dengan mengunakan metode analisis semiotika Ferdinand De Saussure untuk mencari penanda dan petanda sehingga ditemukan makna pesan dalam film. Film ini memiliki beberapa pesan moral, yaitu mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan dan pemaaf, kesopanan dan menghargai orang lain, pekerja keras dan pantang menyerah, serta berikan kebebasan kepada orang lain dan jangan terlalu mengekang orang lain. Terdapat juga pesan persahabatan dan kesetiaan terhadap teman yang sangat tinggi. Pesan moral yang paling penting dalam film ini ialah jangan terlalu mengekang orang lain, berikanlah kebebasan untuk orang lain terhadap pilihannya. Janganlah kita sebagai manusia terlalu mengatur hidup orang lain, karena semua manusia memiliki tujuan dan impiannya sendiri.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jurnal 11
Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Sebagai Representasi Nilai Kemanusiaan dalam Film The Call
Objek : Film
Pendekatan : Metode pendekatan Konstruksionis
Analisis : Penerapan teori ini untuk analisis film “The Call” akan dilihat dari adegan, dialog dan setting menurut Saussure. Spek lain dalam penanda, yaitu mitos yang artinya menandai suatu masyarakat dimana mitos tersebut terletak pada tingkat kedua dari penanda
Kesimpulan : Berdasarkan analisis semiotika Saussure, terdapat Representasi nilai kemanusiaan melalui Film “The Call” yaitu;
- Kepedulian terhadap sesama manusa
- Rela berkorban demi keselamatan masyarakat
Jurnal 12
Judul : Interpretasi Semiotika Ferdinand De Saussure dalam Hadis Liwa dan Rayah
Objek : Hadis
Pendekatan : Pendekatan semiotika dan teori Ferdinand de Saussure.
Analisis : Dengan teori semiotikanya yang terdiri dari empat konsep, namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan dua konsep diantaranya adalah yang pertama signifiant dan signifie dan kedua konsep langue dan parole. Sebagai bentuk obyek bendera Hizbut Tahrir dan teks hadis tentang liwa dan rayah menjadi objek fokus dalam penelitian ini
Kesimpulan : setiap parole-parole menjadi satu kesatuan sistem utuh dan kolektif. Sehingga menjadi langue yang membangun sistem, norma-norma tertentu sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
Jurnal 13
Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Pada Novel Manjali Dan Cakrabirawa Karya Ayu Utami
Objek : Novel
Pendekatan : Metode Deskriptif Kualitatif
Analisis : Dalam novel Manjali dan Cakrabirawa karya Ayu Utami menyiratkan pesan tersembunyi tentang sejarah, rahasia, dan misteri. Novel Manjali dan Cakrabirawa diharapkan menjawab semua kesalahpahaman tentang pembelokkan sejarah
Kesimpulan : Penanda dan petanda merupakan satu kesatuan dari tanda. Penanda yang berupa bentuk sedangkan petanda merupakan konsep. Dengan demikian, keduanya akan membentuk sebuah tanda yang memiliki arti atau makna. Memaknai sebuah tanda melalui pemaknaan pada dua hal, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda).
Jurnal 14
Judul : Analisis Semiotik Ferdinand de Saussure Terhadap Nilai-Nilai Da’wah Pada Film Nussa dan Rara
Objek : Film
Pendekatan : Kualitatif
Analisis : terdapat analisis semiotika pada bagian dialog, potongan gambar, suara dan nada yang terdapat dalam film animasi Nussa dan Rara.
Kesimpulan : pada episode “baik itu mudah” Nussa dan Rara, penelitian ini menemukan tiga adegan yang menyiratkan budaya dan moral yang menjelaskan tentang berbicara yang baik dan sopan, adegan tentang hanya berdoa untuk kebaikan, dan adegan tentang berjuang dan mengelola. Dan ketiga karakter dalam episode “baik itu mudah” Umma, Nussa, Rara, dan Anta. Durasi episode adalah 06:52. Episode ini menyajikan contoh budaya dan moral yang baik. Implikasi dari penelitian ini adalah orang tua, akademisi dan pendidik, pemirsa, dan masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi contoh dan alternatif bentuk kajian yang membantu membentuk generasi Islam yang berbudaya dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
Jurnal 15
Judul : ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALIS DAN POST-STRUKTURALIS PADA DESAIN ILUSTRASI HANOMAN KARYA WAYAN BAYU
Objek : desain ilustrasi
Pendekatan : Pendekatan semiotika dan teori Ferdinand de Saussure.
Analisis : desain Hanoman Surfing ini jika ditelaah dari latar belakang desainer Wayan Bayu yang berasal dari Bali, tepatnya Kerobokan-Badung. Yang dikenal lewat pantainya sebagai tujuan destinasi wisatawan lokal maupun mancanegara
Kesimpulan : Desain yang dirancang Wayan Bayu mengingatkan pada lukisan maestro pewayangan Bali I Gusti Nyoman Lempad dengan style wayang Pita Maha Ubudnya.
Jurnal 16
Judul : ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURALISME FERDINAND DE SAUSSURE PADA FILM "BERPAYUNG RINDU"
Objek : film
Pendekatan : pendekatan kualitatif
Analisis : secara bersamaan dikembangkan dengan penginterpretasian terhadap masing masing aspek dan masing-masing scene yang di analisa dan diinterpretasi secara keseluruhan
Kesimpulan : untuk film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang suami istri yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah sang anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu dari orang tuanya yaitu seorang ibu.
Jurnal 17
Judul : Semiotika dalam Metode Analisis Karya Seni Rupa
Objek : karya seni rupa
Pendekatan : Pendekatan semiotika dan teori Ferdinand de Saussure.
Analisis : karya seni rupa bukanlah sesuatu yang terisolasi, tetapi merupakan salah satu unsur dari suatu sistem sehingga makna yang terkandung di dalamnya bersifat sistemis pula
Kesimpulan : Teori Peirce triangle meaning yang terdiri atas sign (tanda), object (objek), dan interpretant (interpretan), merupakan teori yang dapat digunakan dalam analisis semiotika pada karya seni rupa
Jurnal 18
Judul : Analisis Semiotika Ferdinand De Sausures Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah
Objek : iklan
Pendekatan : pendekatan kualitatif
Analisis : makna pesan iklan rokok a mild versi langkah diteliti berdasarkan beberapa scane gambar dalam iklan menggambarkan pesan untuk konsumen.
Kesimpulan : A mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda, dewasa serta masyarakat luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan seperti langkah berat dan setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang dewasa.
Jurnal 19
Judul : KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA LIRIK LAGU “BENDERA”)
Objek : lagu
Pendekatan : pendekatan kualitatif
Analisis : Penelitian ini menjelaskan bagaimana nilai-nilai nasionalisme dibentuk menjadi sebuah lirik lagu kemudian diunggah menjadi lagu yang bernada atau music sehingga menjadi sebuah karya yang dapat dinikmati
Kesimpulan : Bahwa lagu Bendera yang dibawakan band Cokelat, memiliki nilai-nilai Nasonalisme yang tinggi. Lirik yang tajam dan penuh makna tentang kecintaan terhadap Negara dan juga dengan irama lagu yang rock membuat lagu tersebut memiliki semangat Nasionalisme yang tinggi pula. Bait per bait menggambarkan tentang kecintaan terhadap tanah air yang direpresentasikan melalui “Bendera Merah Putih” dimana yang dimaksud adalah Bendera Nasional Republik Indonesia
Jurnal 20
Judul : Pemaknaan Iklan Serial Rokok Djarum Super Analisis Semiotika Ferdinand de Sausure
Objek : iklan
Pendekatan : Pendekatan Kualitatif
Analisis : iklan ini mau menunjukkan kepada publik karakteristik yang mengarah pada hal-hal positif dari produk itu, itu juga ingin mempresentasikan jika Indonesia adalah jangkauan potensi alam, keindahan alam dan beragam budaya.
Kesimpulan : Makna-makna yang terkandung dalam iklan rokok djarum super versi My Great Adventure Indonesia di SCTV adalah pencitraan atas sebuah produk rokok, dimana PT Djarum sendiri memiliki maksud dan juga membuat program-program yang bisa membangun masyarakat ke arah positif secara langsung maupun tak langsung.
Komentar
Posting Komentar